
Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) bekerja sama dengan Prospera melaksanakan Focus Group Discussion Future Skill 4.0 keempat secara daring pada Senin (10/1) lalu.
Kegiatan FGD ini dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi dan dihadiri oleh unit pendidikan Kemenperin beserta mitra industri sektor industri elektronika dan telematika.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Restu Yuni Widayati menyampaikan dalam sambutannya bahwa industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik menjadi kontributor 5 besar PDB manufaktur sebesar 1,57% pada triwulan 3.
“Hal ini tentu saja berimplikasi terhadap penyediaan SDM Industri di bidang tersebut yang menjadi tugas utama Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan SDM Industri,” ungkap Restu.
Menurutnya, penyediaan SDM industri tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi industri, pemagangan, serta sertifikasi kompetensi yang harus mengantisipasi transformasi teknologi industri 4.0.
“Khususnya dalam mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi industri, BPSDMI bekerja sama dengan mitra, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mitra luar negeri BPSDMI yang mendukung pengembangan vokasi di BPSDMI antara lain, Jerman, Swiss, Jepang, Taiwan, Singapura, dan Australia,” jelasnya.
FGD Future Skill 4.0 hasil kerja sama dengan Prospera adalah salah satu langkah yang diambil Kemenperin dalam membuktikan komitmen untuk menjalankan tugas utamanya yang terkait penyediaan sumber daya manusia industri.
“Kerja sama yang kita laksanakan saat ini adalah dengan Prospera yang merupakan program kemitraan Indonesia-Australia untuk perekonomian,” pungkasnya.
Terdapat 4 hal utama yang akan dilakukan pada FGD keempat ini, yaitu pemotretan inovasi di industri dan cara perusahaan melakukan improvement agar dapat bertumbuh di era industry 4.0, pemetaan skill yang dibutuhkan agar unit pendidikan bisa menyiapkan yang dibutuhkan industri, evaluasi kerja sama yang telah dilaksanakan saat ini dengan unit pendidikan Kemenperin, serta pembelajaran perspektif perusahaan terhadap peran perempuan dalam bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematic.
“Hasil dari FGD yang dilakukan ini akan memberikan gambaran sebagai referensi Future Skill apa yang harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kompetensi masa depan sektor industri sehingga akan membantu penyiapan lulusan dengan skill 4.0 yang dibutuhkan oleh industri, serta memastikan sumber daya yang dimiliki, baik internal maupun dukungan dari mitra negara lain memenuhi kebutuhan tersebut dengan memperhatikan kesetaraan gender,” lanjut Restu.
Pada kegiatan sebelumnya, Prospera telah membantu BPSDMI untuk menganalisis isu-isu berkaitan dengan perspektif gender pada unit pendidikan Kemenperin yang hasilnya menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengambil prodi pada soft STEM dan lak-laki lebih banyak terlibat pada prodi hard STEM.
Selain industri elektronika dan telematika, FGD Future Skill 4.0 juga telah dilaksanakan untuk industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri otomotif yang karakter dominannya adalah industri padat karya.
“Untuk sektor ini, karakter utamanya adalah padat teknologi dan tentu saja aspek keterlibatan perempuan dalam industri ini menjadi hal menarik yang akan dibahas dalam FGD ini,” ujarnya.
FGD Future Skill 4.0 berikutnya akan diselenggarakan untuk sektor industri pengolahan logam dasar dan besi baja, industri pengolahan kimia, dan industri furnitur.
Kerja sama yang dijalin BPSDMI dengan mitra dalam dan luar negeri menjadi bukti yang menunjukkan penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan vokasi industri di Kementerian Perindustrian merupakan success story yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan multiplikasi sehingga penciptaan SDM unggul di Indonesia dapat segera tercapai.