
Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus meningkatkan kualitas pendidikan vokasi industri di Indonesia guna menciptakan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing serta memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang kini telah mencapai 682.000 orang per tahun.
“Selain kebutuhan tenaga kerja yang kompeten, kita juga perlu fokus pada upaya dekarbonisasi untuk mendorong implementasi industri hijau,” tegas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam menyampaikan instruksinya pada kesempatan lain.
Pada Senin (22/01), BPSDMI bersama Association CAE Molding Technology (ACMT) menggelar Seminar Ekonomi Sirkular Manufaktur pada Pendidikan secara online dengan narasumber dari Pusat Industri Hijau Kemenperin beserta asosiasi industri, seperti GAPMMI, APSyFI, dan INAPLAS serta dihadiri oleh seluruh perwakilan unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin.
ACMT merupakan sebuah asosiasi CAE molding teknologi dari Taiwan yang fokus pada kebutuhan industri, platform molding, dan teknologi molding dengan menyediakan informasi, mengintegrasikan profesional dan aplikasi nyata sebagai solusi, memperluas komunikasi kerja sama yang berkaitan dengan industri dan akademik.
Sebelumnya, BPSDMI dan ACMT telah sepakat untuk bekerja sama dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada Agustus 2022 lalu tentang Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri dan Pengembangan Industri 4.0.
Seminar yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta ini bertujuan untuk menambah pemahaman terkait industri hijau sehingga tenaga pendidik dan pelaku industri sebagai mitra pendidikan vokasi Kemenperin dapat melakukan implementasi industri hijau di unit pendidikan vokasi Kemenperin.
“Unit pendidikan Kemenperin berkomitmen untuk mempercepat program-program terkait dekarbonisasi dan industri hijau,” ujar Kepala BPSDMI Masrokhan.
Masrokhan juga menyatakan bahwa upaya riil untuk menurunkan emisi karbon diperlukan sebagai dukungan perbaikan iklim saat ini dan di masa mendatang sehingga kerja sama dari berbagai negara untuk melakukan hal tersebut sangat penting.
Pemerintah Indonesia berupaya menurunkan emisi karbon melalui pengarusutamaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2020-2024 dan peta jalan pencapaian Nationality Determined Carbon (NDC) Indonesia 2030.
Terdapat 5 (lima) sektor yang menjadi prioritas utama dalam dua dokumen tersebut, di antaranya adalah pembangunan energi berkelanjutan, pengelolaan limbah terpadu, pengembangan industri hijau, pemulihan lahan berkelanjutan, serta inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Jonni Afrizon mengatakan bahwa untuk mendorong percepatan implementasi industri hijau yang berdaya saing, Kemenperin memiliki berbagai program prioritas yang salah satu di antaranya adalah ekonomi sirkular.
Dalam pelaksanaan seminar ini dibahas beberapa hal terkait ekonomi sirkular dan industri hijau pada pendidikan, yakni pengetahuan dasar tentang ekonomi sirkular, implementasinya pada pendidikan, serta implementasinya di berbagai sektor industri.
Ketua Asosiasi CAE Molding Teknologi Indonesia Hariyanto Gunawan menyampaikan bahwa seminar ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran terkait ekonomi sirkular yang diterapkan di Taiwan dan di Indonesia.
“Kami sebagai partner dari Kemenperin sangat senang dapat membantu dalam pengembangan SDM, baik dari segi teknologi ataupun training untuk peserta dari SMK dan Politeknik Kemenperin sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya,” pungkas Hariyanto.
Melalui seminar yang menjadi awal penyelarasan pemahaman ini, harapannya peserta seminar akan mendapatkan informasi terkait ekonomi sirkular yang ada di industri untuk menjadi dasar pengembangan berbagai program pada unit pendidikan.
Selanjutnya, Kemenperin akan menyelenggarakan pelatihan pada beberapa unit pendidikan sehingga para siswa dan mahasiswa memiliki bekal kompetensi terkait ekonomi sirkular dan industri hijau guna mendukung industri, lingkungan, serta mendorong wirausaha baru.
“Kami mengharapkan dukungan ACMT dalam implementasi pelaksanaan pelatihan bagi unit pendidikan ke depan serta dukungan dari asosiasi dan mitra industri unit pendidikan agar bisa bersama-sama mendukung industri hijau melalui ekonomi sirkular, baik melalui implementasi pada proses bisnis, maupun penyiapan SDM bersama unit pendidikan kami,” tutup Jonni.
Referensi :
Humas PPPVI