
Guna mendukung pertumbuhan industri yang menjadi faktor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus berupaya untuk menyediakan tenaga kerja kompeten dengan menyelenggarakan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Pada Senin (22/8) lalu, BPSDMI telah resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia terkait Program Kerja Sama Pendidikan Vokasi Industri Setara Diploma 1 (D1) yang juga melibatkan salah satu unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin, yakni Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng.
Kepala BPSDMI Arus Gunawan menyatakan dalam sambutannya bahwa keberadaan SDM adalah faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri karena sektor industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Kebutuhan akan tenaga kerja industri mencapai kurang lebih 600.000 orang setiap tahunnya.
“Untuk mendukung industri dalam penyediaan tenaga kerja kompeten, Kementerian Perindustrian telah menyelenggarakan pendidikan tinggi pada beberapa jenjang, mulai dari Diploma sampai dengan Magister Terapan, termasuk Program Diploma 1 kerja sama industri,” jelas Arus.
Program Setara D1 Operator Alat Berat akan diselenggarakan selama 1 (satu) tahun di AK-Manufaktur Bantaeng dan lulusannya langsung ditempatkan bekerja dalam rangka meningkatkan daya saing industri.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Restu Yuni Widayati mengungkapkan tujuan dari penyelenggaraan pendidikan D1 ini adalah membekali calon tenaga kerja dengan keahlian terapan atau keterampilan teknis yang diperlukan untuk bidang pekerjaan tertentu.
“Kegiatan ini diikuti oleh 48 orang sebanyak 2 kelas dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang per kelas yang seluruhnya direkrut langsung oleh industri,” ucap Restu dalam laporannya.
Direktur PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia Leonard Hadyanto dan Manager HR & HS PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia A. Adrianti Latippa menyampaikan bahwa program ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu karena sangat membantu proses pertumbuhan perusahaannya di Kabupaten Bantaeng.
“Tahun lalu 2021, 2 angkatan dengan 2 program studi hasil kerja sama kami dengan BPSDMI Kemenperin telah kami serap 100% di perusahaan kami,” kata Adrianti.
Program Pendidikan Setara D1 Kerja Sama Industri yang dilakukan ini merupakan bagian dari program Corporate University BPSDMI dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dual system dengan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) learning model berstandar global dan mengembangkan kelas industri.
Sebelumnya, pada tahun 2021 lalu, Kemenperin telah memfasilitasi sebanyak 981 mahasiswa untuk mengikuti pendidikan yang tersebar di 21 kabupaten/kota di 11 provinsi.
Arus mengatakan bahwa harapannya program ini menjadi upaya nyata Kemenperin dalam mengatasi permasalahan SDM industri di Indonesia, yaitu besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat angkatan kerja yang masih rendah, dan produktivitas tenaga kerja yang masih rendah.
Lebih lanjut di akhir sambutannya, ia menyampaikan apresiasinya atas terjalinnya sinergi dan kerja sama yang baik antara BPSDMI Kemenperin dengan PT. Huadi Nickel Alloy Indonesia dalam mencetak sumber daya manusia industri yang kompeten dan siap kerja.