06 Jan 2022

Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) kembali mengadakan Focus Group Discussion Skill 4.0 ketiga yang bekerja sama dengan Prospera dan mengundang unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin serta mitra industri sektor industri otomotif pada Kamis (06/01).

FGD yang bertujuan untuk memperkuat industri otomotif sebagai salah satu kontributor PDB manufaktur terbesar ini resmi dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Restu Yuni Widayati.

“Industri alat angkutan menjadi kontributor lima besar PDB manufaktur sebesar 1,46% pada triwulan 3. Selain itu, industri otomotif juga menjadi bagian dari 7 sektor industri prioritas pada Making Indonesia 4.0 karena perannya pada 60% PDB, 65% ekspor dan 60% pekerja industri manufaktur,” jelas Restu membuka sambutannya.

Penyelenggaraan FGD Skill 4.0 ini merupakan wujud kepedulian dan perhatian BPSDMI Kemenperin terhadap industri yang menjadi kontributor terbesar pada ekonomi dan telah memberikan peran penting dalam pengembangan pendidikan vokasi.

Selain itu, kegiatan ini juga merupakan hasil kerja sama BPSDMI Kemenperin dengan mitra luar negeri, yakni melalui program kemitraan Indonesia-Australia untuk perekonomian.

FGD Skill 4.0 untuk Industri Otomotif terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama, meliputi pemotretan inovasi di industri dan bagaimana perusahaan melakukan improvement terutama agar bisa melaju di era Industry 4.0, pemetaan skill yang dibutuhkan agar unit pendidikan bisa menyiapkan yang dibutuhkan industri, evaluasi terhadap kerja sama yang telah dilaksanakan saat ini, dan penyelarasan analisis sebelumnya dengan mempelajari perspektif perusahaan terhadap peran perempuan dalam Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM).

“Pada kegiatan sebelumnya, Prospera telah membantu kami untuk menganalisis isu-isu berkaitan dengan perspektif gender pada unit pendidikan di BPSDMI, di mana hasilnya menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengambil prodi pada soft STEM dan laki-laki lebih banyak terlibat pada prodi hard STEM,” ungkap Restu.

Hasil kajian akan membantu dalam penyiapan lulusan dengan Skill 4.0 yang dibutuhkan oleh industri dan memastikan sumber daya yang dimiliki, baik internal maupun dukungan dari mitra negara lain memenuhi kebutuhan industri di Indonesia dengan tetap memperhatikan kesetaraan gender.

Sebelumnya, BPSDMI Kemenperin dan Prospera telah menyelenggarakan FGD Skill 4.0 untuk industri makanan dan minuman serta tekstil dan produk tekstil, sedangkan FGD berikutnya akan diselenggarakan untuk sektor industri pengolahan logam dasar dan besi baja, industri elektonik dan telematika, industri pengolahan kimia, dan industri furnitur yang menjadi mitra dari unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin.

Menurut Restu, peran aktif mitra industri sangat penting dalam membantu mengevaluasi kemitraan yang selama ini telah dilakukan sekaligus mendorong unit pendidikan dalam menyiapkan lulusan dengan Skill 4.0 agar dapat sesuai dengan harapan dan kebutuhan industri.

“Semoga partisipasi aktif Bapak Ibu akan memberikan kontribusi pada pencapaian daya saing SDM industri sehingga industri Indonesia menjadi tangguh di mata dunia,” tutupnya.