20 Jan 2022

Setelah sukses dengan 4 kegiatan FGD sebelumnya, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) bersama Prospera kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion Future Skill 4.0 yang kelima untuk Industri Kimia pada Selasa (18/1) lalu.

Dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI), FGD kelima ini diikuti oleh industri mitra unit pendidikan di 7 Politeknik dan Akademi Komunitas serta 9 SMK Kemenperin dengan total sebanyak 30 perusahaan mitra.

“Hal ini adalah perwujudan kemitraan yang erat dikarenakan sebagian besar prodi yang ada di SMK dan beberapa Politeknik kami terkait Kimia,” jelas Kepala PPPVI, Restu Yuni Widayati.

Kegiatan FGD Future Skill 4.0 ini merupakan hasil kerja sama BPSDMI dengan salah satu mitra luar negeri yang mendukung pengembangan vokasi di BPSDMI, yakni Australia.

Restu mengatakan, dalam mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi industri, BPSDMI bekerja sama dengan mitra, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa mitra luar negeri BPSDMI adalah Jerman, Swiss, Jepang, Taiwan, Singapura, dan Australia.

“Ini merupakan salah satu bukti bahwa penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan vokasi industri di Kementerian Perindustrian merupakan success story yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan multiplikasi sehingga penciptaan SDM unggul di Indonesia dapat segera tercapai,” lanjutnya.

Kerja sama yang dilakukan pada saat ini dengan Australia adalah melalui Prospera, yaitu program kemitraan Indonesia-Australia untuk perekonomian.

Terdapat beberapa hal yang dilaksanakan pada FGD ini, di antaranya adalah pemotretan inovasi di industri dan cara perusahaan melakukan improvement agar dapat bertumbuh di era Industry 4.0, pemetaan skill yang dibutuhkan agar unit pendidikan bisa menyiapkan yang dibutuhkan industri, evaluasi kerja sama yang telah dilaksanakan saat ini dengan unit pendidikan Kemenperin, pembelajaran perspektif perusahaan terhadap peran perempuan dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

“Pada kegiatan sebelumnya, Prospera telah membantu BPSDMI menganalisis isu-isu berkaitan dengan perspektif gender pada unit pendidikan di BPSDMI yang hasilnya menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengambil prodi pada soft STEM sedangkan laki-laki lebih banyak terlibat pada prodi hard STEM,” ungkap Restu.

Salah satu tujuan dari pelaksanaan FGD Future Skill 4.0 ini yaitu hasil kajian yang diperoleh dapat membantu BPSDMI dalam menyiapkan lulusan dengan skill 4.0 yang dibutuhkan industri dan memastikan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, baik internal maupun eksternal memperhatikan aspek kesetaraan gender.

Hal inilah yang menjadi bukti komitmen BPSDMI terus menjalankan tugas utamanya, yakni penyediaan SDM industri melalui pendidikan dan pelatihan vokasi industri, pemagangan, serta sertifikasi kompetensi dalam rangka mengantisipasi transformasi teknologi industri 4.0.

Penyiapan SDM industri juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri akan SDM kompeten yang semakin tinggi seiring dengan meningkatnya kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional yang signifikan.

Dilansir dari data Kemenperin, kontribusi sektor industri pengolahan mencapai angka sebesar 17,33% pada triwulan 3 tahun 2021, dan Purchasing Manager Index (PMI) industri juga menunjukkan level ekspansif hingga mencapai 53,5 pada Desember 2021 dan terus menunjukkan tren positif.

Sementara itu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sendiri menjadi 5 besar kontributor PDB manufaktur, yakni sebesar 1,96% pada triwulan 3 tahun 2021.

“Terkait future skill pada 5 sektor industri yang menjadi fokus program Making Indonesia 4.0, Kemenperin bekerjasama dengan Bappenas dan Prospera akan menyiapkan tenaga kerja industry untuk memenuhi kebutuhan industry 4.0 melalui unit pendidikan di lingkungan Kemenperin,” tambah Restu menutup sambutannya.